Kendaraan merupakan aset yang mengalami depresiasi harga dari waktu ke waktu. Bahkan meskipun mobil baru dibeli 3 bulan lalu, ketika dijual harganya tetap harus mengikuti harga jual mobil bekas. Inilah salah satu yang menjadi alasan mengapa banyak orang mengatakan bahwa membeli mobil bekas lebih murah.
Namun, pernahkah Anda memperhitungkan seberapa untungnya membeli mobil bekas dibandingkan dengan baru?
“Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) adalah pajak atas penyerahan hak milik kendaraan bermotor sebagai akibat perjanjian dua pihak atau perbuatan sepihak atau keadaan terjadi karena jual beli, tukar menukar, hibah, warisan, atau pemasukan ke dalam badan usaha.”
Bprd.jakarta.go.id
Besaran BBNKB, menurut situs Lifepal, berbeda di setiap daerah. Baik untuk mobil bekas maupun mobil baru. Sebagai contoh, BBNKB Jakarta untuk mobil bekas adalah 1% harga jual kendaraan. Ongkos ini sudah masuk dalam perhitungan STNK tahunan.
Sementara itu, untuk mobil baru persentase BBNKB ini lebih besar dibandingkan mobil bekas. Untuk wilayah Jakarta sendiri biayanya adalah 10% dari harga jual kendaraan. Cukup besar bukan? Sebenarnya, dulu pembelian mobil baru tidak dibebankan biaya ini.
Baca Juga: Apakah Beli Mobil Bekas saat Pandemi Adalah Keputusan Tepat?
Namun, sebagai upaya mengurangi kemacetan di kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan beberapa kota besar lainnya, sejak tahun 2019 pemerintah mulai menerapkan BBNKB untuk transaksi mobil baru.
Selain BBNKB, membeli mobil bekas dan baru secara kredit juga dikenai biaya lainnya seperti biaya asuransi, biaya provisi, dan biaya administrasi. Besaran biaya tambahan untuk asuransi kendaraan tergantung pada kondisi dan tipe perlindungan yang Anda pilih.
Misalnya asuransi mobil bekas yang dipilih adalah TLO (Total Loss Only), maka biayanya lebih rendah dibandingkan dengan asuransi AllRisk. Sementara biaya provisi dan servis mengikuti ketentuan dealer atau penjual mobil.
Jika Anda membeli mobil bekas di Mocil.id, Anda tidak perlu membayar biaya provisi karena mocil tidak membebankan konsumennya dengan biaya tersebut. Sementara itu, biaya provisi untuk pembelian mobil baru pasti lebih tinggi dibandingkan mobil bekas.
Sebab, biaya provisi dihitung dari persentase plafon kredit dan harga mobil baru yang lebih tinggi secara otomatis akan membuat plafon kredit juga tinggi. Begitu pulang dengan biaya asuransi yang berasal dari persentase harga mobil.
Artinya secara keseluruhan, biaya tambahan yang harus Anda bayarkan akan jauh lebih tinggi.
Seperti yang telah dibahas di atas, mobil baru akan mengalami depresiasi dan inilah yang menjadi poin penting keuntungan membeli mobil bekas. Depresiasi terbesar pada mobil akan terjadi di tahun pertama sehingga membeli mobil dengan usia lebih dari satu tahun akan membebaskan Anda dari kerugian ini.
Menurut situs Finder, keuntungan atas nilai penyusutan ini dapat mencapai 20-30%. Setelah itu pun, besaran nilai depresiasi tahunan untuk mobil bekas rata-rata hanya berkisar 17,5%. Bagaimana dengan mobil baru?
Situs Finder memaparkan jika mobil baru akan otomatis kehilangan 10% nilainya seketika ia dikendarai meninggalkan dealer. Di akhir tahun pertama, nilai mobil ini akan berkurang 10-20% lagi.
Sehingga, setelah pemakaian selama setahun, mobil baru akan kehilangan sekitar 20-30% nilainya. Selain itu, kendaraan baru juga umumnya menyusut sebesar 15-25% per tahunnya.
Demikianlah ulasan tentang perhitungan secara finansial untuk membeli mobil bekas. Dapat disimpulkan, Anda bisa mendapat keuntungan hingga 20-30%. Persentase keuntungan ini masih mungkin bertambah bila Anda membeli mobil bekas dengan usia dini (antara 2-3 tahun pemakaian).
Pasalnya, harga belinya lebih murah namun kondisi mobilnya masih cukup baik selama perawatannya diperhatikan oleh pemilik sebelumnya.